Selasa, 14 April 2015

KETRAMPILAN DASAR KEBIDANAN BODY MEKANIK

BODY MEKANIK



Mekanika tubuh meliputi pengetahuan tentang bagaimana dan mengapa kelompok otot tertentu digunakan untuk menghasilkan dan mempertahankan gerakan secara aman. Dalam menggunakan mekanika tubuh yang tepat perawat perlu mengerti pengetahuan tentang pergerakan, termasuk bagaimana mengoordinasikan gerakan tubuh yang meliputi fungsi integrasi dari system skeletal, otot skelet, dan system saraf. Selain itu, ada kelompok otot tertentu yang terutama digunakan unutk pergerakan dan kelompok otot lain membentuk postur/bentuk tubuh.

Mobilisasi mempunyai banyak tujuan, seperti ekspresikan emosi dengan gerakan nonverbal, pertahanan diri, pemenuhan kebutuhan dasar, aktivitas hidup sehari-hari dan kegiatan rekreasi. Dalam mempertahankan mobilisasi fisik secara optimal maka system saraf, otot, dan skeletal harus tetap utuh dan berfungsi baik.


Pengertian Body Mekanik

Body mekanik merupakan penggunaan tubuh yang efisien, terkoordinir dan aman untuk menghasilkan pergerakan dan mempertahankan keseimbangan selama aktivitas. Mekanika tubuh dan ambulasi merupakan bagian dari kebutuhan aktivitas manusia.

Body Mekanik meliputi 3 elemen dasar yaitu :

  • Body Aligement (Postur Tubuh)
Susunan geometrik bagian-bagian tubuh dalam hubungannya dengan bagian tubuh yang lain.

  • Balance / Keseimbangan
Keseimbangan tergantung pada interaksi antara pusat gravity, line gravity dan base of support.

  • Koordinated Body Movement (Gerakan tubuh yang terkoordinir)
Dimana body mekanik berinteraksi dalam fungsi muskuloskeletal dan sistem syaraf.

Prinsip-prinsip Body Mekanik

Mekanika tubuh penting bagi perawat dan klien. Hal ini mempengaruhi tingkat kesehatan mereka. Mekanika tubuh yang benar diperlukan untuk mendukung kesehatan dan mencegah kecacatan.

Perawat menggunakan berbagai kelumpok otot untuk setiap aktivitas keperawatan, seperti berjalan selama ronde keperawatan, memberikan obat, mengangkat dan memindahkan klien, dan menggerakan objek. Gaya fisik dari berat dan friksi dapat mempengaruhi pergerakan tubuh. Jika digunakan dengan benar, kekuatan ini dapat meningkatkan efisiensi perawat. Penggunaan yang tidak benar dapat mengganggu kemampuan perawat unuk mengangkat, memindahkan, dan mengubah posisi klien. Perawat juga mengganbungkan pengetahuan tentang pengaruh fisiologis dan patologis pada mobilisasi dan kesejajaran tubuh. Prinsip yang digunakan dalam mekanik tubuh adalah sebagai berikut :

Gravitasi
Merupakan prinsip pertama yang harus diperhatikan dalam melakukann mekanika tubuh dengan benar, yaitu memandang gravitasi sebagai sumbu dalam pergerakan tubuh. Terdapat tiga faktor yang perlu diperhatikan dalam gravitasi:

Pusat gravitasi ( center of gravitasi ), titik yang berada dipertengahan tubuh
Garis gravitasi ( Line Of gravitasi ), merupakan garis imaginer vertikal melalui pusat gravitasi.
Dasar tumpuan ( base of suport ), merupakan dasar tempat seseorang dalam keadaan istirahat untuk menopang atau menahan tubuh
Keseimbangan
Keseimbangan dalam penggunaan mekanika tubuh dicapai dengan cara mempertahankan posisi garis gravitasi diantara pusat gravitasi dan dasar tumpuan.

Berat
Dalam menggunakan mekanika tubuh yang sangat dipehatikan adalah berat atau bobot benda yang akan diangkat karena berat benda akan mempengaruhi mekanika tubuh.

Pergerakan Dasar Dalam Mekanika Tubuh

Mekanika tubuh dan ambulasi merupakan bagian dari kebutuhan aktivitas manusia. Sebelum melakukan mekanika tubuh, terdapat beberapa pergerakan dasar yang harus diperhatikan, di antaranya :

  • Gerakan ( ambulating ).
Gerakan yang benar dapat membantu keseimbangan tubuh. Sebagai contoh, keseimbangan pada saat orang berdiri dan saat orang berjalan kaki berbeda.  Orang berdiri akan lebih mudah stabil dibanding dengan orang yang berjalan, karena pada posisi berjalan terjadi perpindahan dasar tumpuan dari sisi satu ke sisi yang lain dan pusat gravitasi selalu berubah pada posisi kaki. Pada saat berjalan terdapat dua fase yaitu fase menahan berat dan fase mengayun, yang akan menghasilkan gerakan halus dan berirama.

  • Menahan ( squating ).
Dalam melakukan pergantian, posisi menahan selalu berubah. Sebagai contoh, posisi orang yang duduk akan berbeda dengan orang yang jongkok dan tentunya juga berbeda dengan posisi membungkuk. Gravitasi adalah hal yang perlu diperhatikan untuk memberikan posisi yang tepat dalam menahan. Dalam menahan sangat diperlukan dasar tumpuan yang tepat untuk mencegah kelainan tubuh dan memudahkan gerakan yang akan dilakukan.

  • Menarik ( pulling ).
Menarik dengan benar akan memudahkan untuk memindahkan benda. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menarik benda, di antaranya ketinggian, letak benda ( sebaiknya berada di depan orang yang akan menarik ), posisi kaki dan tubuh dalam menarik ( seperti condong kedepan dari panggul ), sodorkan telapak tangan dan lengan atas di bawah pusat gravitasi pasien, lengan atas dan siku diletakkan pada permukaan tempat tidur, pinggul, lutut dan pergelangan kaki ditekuk lalu lakukan penarikan.

  • Mengangkat ( lifting ).
Mengangkat merupakan cara pergerakan daya tarik. Gunakan otot otot besar dari tumit, paha bagian atas, kaki bagian bawah, perut dan pinggul untuk mengurangi rasa sakit pada daerah tubuh bagian belakang.

  • Memutar ( pivoting ).
Memutar merupakan gerakan untuk memutar anggota tubuh dan bertumpu pada tulang belakang. Gerakan memutar yang baik memperhatikan ketiga unsur gravitasi dalam pergerakan agar tidak memberi pengaruh buruk pada postur tubuh.

Faktor Yang Mempengaruhi Body Mekanik Dan Ambulasi

  • Status kesehatan
Perubahan status kesehatan dapat mempengaruhi sistem muskuloskeletal dan sistem saraf berupa penurunan koordinasi. Perubahan tersebut dapat disebabkan oleh penyakit, berkurangnya kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari hari dan lain lainnya.

  • Nutrisi
Salah satu fungsi nutrisi bagi tubuh adalah membantu proses pertumbuhan tulang dan perbaikan sel. Kekurangan nutrisi bagi tubuh dapat menyebabkan kelemahan otot dan memudahkan terjadinya penyakit. sebagai contoh tubuh yang kekurangan kalsium akan lebih mudah mengalami fraktur.

  • Emosi
Kondisi psikologis seseorang dapat menurunkan kemampuan mekanika tubuh dan ambulansi yang baik, seseorang yang mengalami perasaan tidak aman, tidak bersemangat, dan harga diri rendah. Akan mudah mengalami perubahan dalam mekanika tubuh dan ambulasi.

  • Situasi dan Kebiasaan
Situasi dan kebiasaan yang dilakukan seseoarang misalnya, sering mengankat benda-benda berat, akan menyebabkan perubahan mekanika tubuh dan ambulasi.

  • Gaya Hidup
Gaya hidup, perubahan pola hidup seseorang dapat menyebabkan stress dan kemungkinan besar akan menimbulkan kecerobohan dalam beraktivitas, sehingga dapat menganggu koordinasi antara sistem muskulusletal dan neurologi, yang akhirnya akan mengakibatkan perubahan mekanika tubuh.

  • Pengetahuan
Pengetahuan yang baik terhadap penggunaan mekanika tubuh akan mendorong seseorang untuk mempergunakannya dengan benar, sehingga mengurangi tenaga yang dikeluarkan. Sebaliknya, pengetahuan yang kurang memadai dalam penggunaan mekanika tubuh akan menjadikan seseorang beresiko mengalami gangguan koordinasi sistem neurologi dan muskulusletal.

Akibat Body Mekanik Yang Buruk

Penggunaan mekanika tubuh secara benar dapat mengurangi pengeluaran energi secara berlebihan. Dampak yang dapat ditimbulkan dari penggunaan mekanika tubuh yang salah adalah sbb :

Terjadi ketegangan sehingga memudahkan timbulnya kelelahan dan gangguan dalam sistem muskulusletal.
Resiko terjadinya kecelakaan pada sistem muskulusletal. Seseorang  salah dalam berjongkok atau berdiri, maka akan memudahkan terjadinya gangguan dalam struktur muskulusletal,  misalnya kelainan pada tulang vertebrata.


Implementasi
Dalam mempertahankan kesejajaran tubuh yang tepat, perawat mengangkat klien dengan benar, menggunakan teknik posisi tepat, dan memindahkan klien dengan aman dari tempat tidur ke kursi atau dari tempat tidur ke brankar. Prosedur-prosedur tersebut digambarkan dalam bagian ini sebagai prinsip mekanika tubuh yang diperlukan untuk menjaga atau memperbaiki kesejajaran tubuh.

Teknik Mengangkat. Angka cedera dalam pekerjaan meningkat pada tahun-tahun terakhir, dan lebih dari setengahnya adalah cedera punggung yang langsung akibat teknik mengangkat dan membungkuk yang tidak tepat (Owen dan Garg, 1991). Kebanyakan cedera punggung yang terjadi adalah ketegangan pada kelompok otot lumbal, termasuk otot disekitar vertebra lumbal (Owen dan Garg, 1991). Cedera otot di area ini berpengaruh pada kemampuan membungkuk kedepan, kebelakang, dan kesamping. Selain itu, kemampuan memutar pinggul dan punggung bagian bawah menurun.

Perawat berisiko mengalami cedera otot lumbal ketika mengangkat, memindahkan, atau mengubah posisi klien imobilisasi. Sebelum mengangkat, perawat harus mengkaji kemampuan mengangkat klien atau objek yang akan diangkat dengan menentukan kriteria dasar cara mengangkat sebagai berikut :

Posisi beban.
Beban yang akan diangkat berada sedekat mungkin dengan pengangkat. Posisikan objek pada keadaan seperti di atas ketika perawat menggunakan gaya mengangkat dikarenakan objek berada dalam potongan sama (Stams, 1989).

Tinggi objek.
Tinggi yang paling baik untuk mengangkat vertikal adalah sedikit di atas jari tengah seseorang dengan lengan tergantung di samping (Owen dan Garg, 1991).

Posisi tubuh.
Ketika posisi tubuh pengangkat bervariasi dengan tugas mengangkat yang berbeda, maka petunjuk umum berikut mampu dipakai untuk sebagian besar keadaan. Tubuh diposisikan dengan tubuh tegak sehingga kelompok otot-otot multipel bekerja sama dengan cara yang sinkron.

Berat maksimum.
Setiap perawat harus mengetahui berat maksimum yang aman untuk diangkat-aman bagi perawat dan klien. Objek yang terlalu berat adalah jika beratnya sama dengan atau lebih 35% berat badan orang yang mengangkat. Oleh karena itu, perawat yang beratnya 59,1 kg tidak mencoba mengangkat klien imobilisasi yang beratnya 45,5 kg. Meskipun nampaknya perawat mungkin mampu melakukannya, hal ini akan berisiko klien jatuh atau menyebabkan cedera punggung perawat.

Ketika mengangkat, perawat harus mengikuti prosedur yang dibuat untuk melindungi sistem muskuloskeletal.

Mengangkat objek dari tempat tidur tinggi meningkatkan resikio karena lebih sulit mempertahankan keseimbangan tubuh. Untuk meraih objek yang berada diatas kepala, orang sering berdiri berjinjit dengan kakinya bersama sehingga menurunkan dasar topangan, menaikkan pusat gravitasi dan pada akhirnya menurunkan keseimbangan mereka.

Teknik mengubah posisi. Klien yang mengalami gangguan fungsi sistem skeletal, saraf atau otot dan meningkatkan kelemahan serta kekuatan biasanya membutuhkan bantuan perawat untuk memperoleh kesejajaran tubuh yang tepat ketika selama berada di tempat tidur atau duduk. Banyak alat bantu dapat dipakai perawat untuk mempertahankan kesejajaran tubuh klien yang baik selama diposisikan.

Mengangkat  Yang Tepat


LANGKAH


RASIONAL

Kaji berat posisi, tinggi objek, posisi tubuh, dan berat maksimum.
Angkat objek dengan benar dari bawah pusat gravitasi:
Dekatkan pada objek yang akan dipindahkan.
Perbesar dasar dukungan  anda dengan menempatkan kedua kaki agak sedikit terbuka.
Turunkan pusat gravitasi anda ke objek yang akan diangkat.
Pertahankan kesejajaran yang tepat pada kepala dan leher dengan veterbrae, jaga tubuh tetap tegak.
Angkat objek dengan benar dari atas pusat gravitasi tempat tidur:
Gunakan alat melangkah yang aman dan stabil, jangan berdiri diatas tangga teratas.
Berdiri sedekat mungkin ke tempat tidur.
Pindahkan berat objek dari tempat tidur dengan cepat pada lengan dan diatas dasar dukungan.
Menentukan apakah anda dapat melakukanya sendiri atau membutuhkan bantuan.
Memindahkan pusat gravitasi lebih dekat ke objek.

Mempertahankan keseimbangan tubuh lebih baik, sehingga mengurangi risiko jatuh.

Meningkatkan keseimbangan tubuh dan memungkinkan kelompok otot-otot bekerja sama dengan cara yang sinkron.

Mengurangi risiko cedera vetebra lumbal dan kelompok otot.

Mencapai pusat gravitasi lebih dekat ke objek.

Meningkatkan keseimbangan tubuh selama mengangkat.

Mengurangi bahaya jatuh dengan memindahkan objek yang diangkat dekat dengan pusat gravitasi diatas dasar dukungan.

Bantal siap dipakai di rumah sakit juga fasilitas perawatan yang diberikan. Padahal ketika klien di rumah, persediaan terbatas. Sebelum menggunakan sebuah bantal, perawat harus menentukan apakah ukuranya tepat. Bantal tebal di bawah kepala klien meningkatkan fleksi servikal. Bantal tipis di bawah bagian tubuh yang menonjol tidak adekuat melindungi kulit dan jaringan dari kerusakan akibat tekanan. Ketika bantal tambahan tidak dapat dipakai atau jika ukuranya tidak tepat, perawat dapat melipat seprai, selimut, atau handuk sebagai ganti bantal.

Papan kaki (footboard) diletakkan tegak lurus dengan matras, sejajar dan menyentuh permukaan bawah kaki klien. Papan kaki mencegah footdrop dengan mempertahankan kaki dalam posisi dorsifleksi. Setelah menempatkanya di atas tempat tidur, perawat perlu menentukan apakah penempatanya benar, dengan kaki klien berada di papan dengan pas. Posey footguard dengan merupakan alat bantu yang menggunakan struktur busa untuk mempertahankan posisi kaki klien dorsifleksi. Cara lain yang umum adalah menggunakan tekhnik high-top tennis shoes.

Trochanter roll mencegah rotasi luar pada tungkai ketika klien berada posisi supine. Untuk membentuk trochanter roll,selimut mandi katun dilipat panjang kain untuk lebar yang akan melebar dari trochanter femur terbesar sampai batas bawah ruang popliteal. Selimut diletakkan di bawah bokong dan kemudian digulung berlawanan dengan jalan jarum jam sampai paha berada posisi netral atau rotasi dalam. Jika kesejajaran pinggul yang tercapai, maka patella langsung menghadap ke atas.

Bantal pasir (sandbags) adalah tabung-tabung plastik berisi pasir yang dapat membentuk sesuai bentuk tubuh. Sanbag dapat digunakan di tempatnya atau sebagai tambahan untuk Trochanter roll. Alat-alat tersebut mengimobilisasi ekstremitas atau mempertahankan kesejajaran tubuh.

Gulungan tangan (hand rolls) mempertahankan ibu jari sedikit aduksi dan berada berlawanan dengan jari-jari. Hand roll mempertahankan tangan, ibu jari, dan jari-jari dalam posisi fungsional. Perawat mengevaluasi hand roll untuk meyakinkan bahwa tangan benar-benar berada dalam posisi fungsional.

Pembebat pergelangan tangan (hand wrist splints) adalah pembentuk individual bagi klien untuk mempertahankan kesejajaran ibu jari yang tepat (sedikit adduksi) dan pergelangan tangan (sedikit dorsifleksi). Pembebat ini hanya digunakan oleh klien dimana pembebat tersebut dibuat untuknya.

Trapeze bar adalah alat bantu berbentuk segitiga yang dapat turun dengan aman di atas kepala yang di raih di tempat tidur. Hal ini memungkinkan klien menarik dengan ekstremitas atasnya untuk meraih bagian bawah tempat tidur, membantu memindahkan dari tempat tidur ke kursi roda, atau melakukan latihan lengan atas.

Restrain adalah alat bantu yang digunakan untuk imibilisasi, terutama pada klien binging atau disorientasi. Jaket restrain umum yang digunakan  adalah jaket posey. Ketika memakaikan jaket pada klien, perawat menyusun satu sisi diatas sisi lain menyilang di punggung klien. Tali diletakkan dibawah ikatan jaket dan diikat ke pinggir tempat tridur, kursi, atau kursi roda. Restrain jangan pernah diikat ke sisi bergerak karena klien dapat cedera jika sisi bergerak lebih rendah dari tempat restrain.

Pagar tempat tidur, pegangan diletakan sepanjang ssisi tempat tidur , memungkinkan klien aman dan juga berguna meningkatkan metabolisme. Selain itu, memungkinkan klien lemah untuk berputar dari sisi ke sisi atau di atas tempat tidur.

Papan tempat tidur adalah papan tripleks yang ditempatkan di bawah keseluruhan matras. Papan ini berguna untuk meningkatkan sokongan dan kesejajaran punggungng, khususnya matras lunak.

Meskipun setiap prosedur mempunyai petunjuk khusus, ada beberapa langkah umum yang harus perawat ikuti untuyk klien yang memerlukan bantuan dalam mengubah posisi. Petunjuk berikut ini mengurangi resiko cedera sistem muskuloskeletal ketika klien duduk atau berbaring. Persendian yang tidak disokong akan mengganggu kesejajaran. Demikian juga, jika persendian berada pada posisi tidak sedikit fleksi, maka mobilisasi menurun. Selama mengatur posisi perawat juga mengkaji titik-titik tekan. Apabila terdapat area tekanan yang aktual atau potensial, maka intervensi keperawatan meliputi penghilangan tekanan yang menurunkan resiko dikubitus dan trauma sistem muskuloskeletal lebih jauh.

Posisi Penyokong Fowler. Pada posisi penyokong fowler, bagian kepala tempat tidur ditinggikan 450 -600 dan lutut kilen sedikit ditinggikan tanpa tekanan untuk membatasi sirkulasi dibawah tungkai. Sudut ketinggian kepala dan lutut serta lamanya klien paxda posisi Fowler dipengaruhi oleh penyakit dan kondisi klien secara keseluruhan. Penyokong harus menjadi pinggs menjadi pinggul maupun lutut fleksi, dan tepatnya kesejajaran garis vertebra servikal, torakal, dan lumbal yang normal. Berikut ini masalah umum yang yerjadi pada klien dengan posisi Fowler:

Meningkatnya fleksi servikal karena bantal di kepala terlalu tebal dan kepala terdorong ke depan.
Ekstensi lutut memungkinkan klien meluncur kebagian kaki tempat tidur.
Tekaknan lutut bagian posterior, menurunkan sirkulasi ke kaki.
Rotasi luar pada pinggul.
Lengan menggantung di sisi klien tanpa disokong.
Kaki yang tidak tersokong.
Titik penekanan di sakrum atau di tumit yang tidak terlindungi.
Posisi terlentang. Posisi terlentang dengan klien menyandarkan punggungnya disebut posisi dorsal rekumben. Pada posisi terlentang hubunganya dengan antar-bagian tubuh pada dasarnya sama dengan kesejajajaran berdiri yang baik kecuali tubuh berada p-ada potongan horisontal. Bantal trochanter roll dan gulungan tanagn atau pembebat lengan digunakan untuk meningkatkan kenyamanan dan mengurangi cedera sisitem kulit maupun meukuloskeletal.

Mataras harus cukup kuat untuk menyokong vertebra ser roll dan gulungan tanagn atau pembebat lengan digunakan untuk meningkatkan kenyamanan dan mengurangi cedera sisitem kulit maupun meukuloskeletal.

Mataras harus cukup kuat untuk menyokong vertebra servikal, torakal dan lumbal. Bahu yang disokong dan siku sedikit fleksi mengontrol posisi bahu. Penyokong kaki digunakan untuk mencegah footdrop dan mempertahankan kesejajaran tepat. Berikut ini bebrapa masalah umum yang terjadi pada posisi terlentang:

Bantal di kepala terlalu tebal dapat meningkatkan fleksi pada servikal.
Kepala datar pada matras.
Bahu tidak disokong dan berotasi dalam.
Siku melebar.
Ibu jari tidak berlawanan dengan jari-jari lain.
Pinggul berotasi luar.
Tidak tersokongnya pinggul.
Titik penekanan di bagian oksiput kepala, vertebra lumbal, siku dan tumit yang tidak terlindungi.
Posisi Telungkup.  Klien berada pada posisi telungkup adalah berbaring dengan wajah menghadap kebawah. Bantal kepala harus cukup tipis mencegah fleksi maupun ekstensi servikal dan mempertahankan kesejajaran servikal lumbal. Penempatan bantal dibawah tungkai bawah memungkinkan pergelangan kaki menjadi dorsifleksi di atas ujung matras. Perawat harus menkaji dan memperbaiki potensial masalh yang terjadi, berikut ini:

Hiperekstensi leher.
hiperekstensi spinal lumbal.
Plantar fleksi pergelangan kaki.
Titik penekanan di dagu, siku, pinggul, lutut dan jari-jari kaki tidak terlindungi.
Posisi Miring. Pada posisi miring ( lateral) klien bersandar disamping, dengan sebagian besar berat tubuh berada pada pinggul  dan bahu. Kesejajran tubuh harus sama ketika berdiri. Contohnya, struktur tulang belakang harus dipertahankan, kepala harus disokong pada garis tengah tubuh, dan rotasi tulang belakang harus dihindari. Berikut ini masalah umum yang terjadi pada posisi miring :

Flesi lateral pada leher.
Lengkung tulang belakang keluar dari kesejajaran normal.
Persendian bahu dan pinggul berotasi dalam, adduksi, atau tidak disokong.
Kurangnya sokongan kaki.
Titik penekanan di telinga, tulang ilium, lutut dan pergelangn kaki kurang terlindungi.
Posisi Sims. Posisi sims berbeda dengan posisi mirirng pada distribusi berat badan klien. Pada posisi Sims berat badab berada pada tulang ilium anterior, humerus dan klavikula. Masalah umum pada posisi Sims adalah sebagai berikut :

Fleksi lateral pada leher.
Rotasi dalam, adduksi, atau kurang soskongan di bahu dan pinggul.
Kurang sokongan di kaki.
Kurang perlindungan dari titik pertekanan di tulang ilium, humerus klavikula, lutut dan pergelangan kaki.
Teknik Mmindahkan. Perawat harus memberi perawatan pada klien imobilisasi yang harus diubah psisis, dipindahkan di atas tempat tidur dan harus dipindahkan dari tempat tidur ke kursi atau ke brankar. Mekanika tubuh yang sesuai memungkinkan perawat untuk menggerakan, mengangkat, atau memindahkan klien dengan aman dan juga melindungi perawat dari cedera muskuloskeletal. Meskipun perawat menggunakan bebagai teknik memindahkan, berikut ini merupakan petunjuk umum yang harus diikuti saat memindahkan pada setiap prossedur memindahkan :

Naikan sisi bergerak [ada posisi tempat tidur pada posisi berlawanan dengan perawat untuk mencegah jatuh dari tempat tidur.
Tinggikan tempat tidur pada ketingian yang nyaman.
Kaji mobilisasi dan kekuatan klien untuk menentukan bantuan klien yang dapat digunakan saat memindahkan.
Tentukan kebutuhan akan bantuan.
Jelaskan kaji kesejajajran tubuh yang benar dan area tekanan setelah setiap kali memindahkan.
Perawat yang melakukan teknik memindahkan atau menggerakan untuk pertama kalinya harus meminta pertolongan untuk mengurangi resiko cedera pada klien dan perawat. Perawat juga harus mengetahui kekuatan dirinya dan keterbatasanya. Memindahkan klien imobilisasi sendirian merupakan hal yang sulit dan berbahaya.

Memutar ujung kaki kearah dalam melatih pinggul (rotasi dalam).
Memutar ujung kaki kearah luar melatih pinggul (rotasi luar).
Berjalan melatih lutut (fleksi, ekstensi).
Berjalan melatih pergelangan kaki (dorsi fleksi, pelantar fleksi).
Mengarahkan ujung kaki kearah kepala tempat tidur melatih pergelangan kaki (dorsifleksi).
Mengarahkan ujung kaki kearah kaki tempat tidur melatih pergeangan kaki (plantarfleksi).
Berjalan melatih kaki (ekstensi, hiperekstensi).
Mengayun jari melatih jari (abduksi, adduksi).
Latihan rentang gerak aktif mempertahankan fungsi system muskulu sekeletal. Perawat juga harus merencanakan interfensi untuk mengembalikan mobilisasi pada klien yang  mampu melaksanakan aktifitas normal bertahap.

Mekanika tubuh adalah koordinasi dari muskuloskeletal dan sistem saraf untuk mempertahankan keseimbangan yang tepat. Mekanisme tubuh dan ambulasi merupakan cara menggunakan tubuh secara efisien yaitu tidak banyak mengeluarkan tenaga, terkoordinasi serta aman dalam menggerakkan dan mempertahankan keseimbangan selama aktivitas.

Prinsip yang digunakan dalam mekanik tubuh adalah sebagai berikut :

Gravitasi
Keseimbangan
Berat
Mekanika tubuh dan ambulasi merupakan bagian dari kebutuhan aktivitas manusia.  Sebelum melakukan mekanika tubuh, terdapat beberapa pergerakan dasar yang harus diperhatikan, di antaranya :

Gerakan ( ambulating ).
Menahan ( squating ).
Menarik ( pulling ).
Mengangkat ( lifting ).
Memutar ( pivoting ).
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Body Mekanik dan Ambulasi diantaranya adalah

Status kesehatan
Nutrisi
Emosi
Situasi dan Kebiasaan
Gaya Hidup
Pengetahuan
Penggunaan mekanika tubuh secara benar dapat mengurangi pengeluaran energi secara berlebihan. Dampak yang dapat ditimbulkan dari penggunaan mekanika tubuh yang salah adalah sebagai berikut :

Terjadi ketegangan sehingga memudahkan timbulnya kelelahan dan gangguan dalam sistem muskulusletal.
Resiko terjadinya kecelakaan pada sistem muskulusletal. Seseorang  salah dalam berjongkok atau berdiri, maka akan memudahkan terjadinya gangguan dalam struktur muskulusletal,  misalnya kelainan pada tulang vertebrata.


DAFTAR PUSTAKA
Alimul,Aziz.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta:Salemba Medika


Potter and Perry Volume 2 .2006.Fundamental Keperawatan ( Mobilisasi dan Imobilisasi Bab 37).Jakarta:EGCzs

Tidak ada komentar:

Posting Komentar